Pada tanggal 9-11 Mei 2019 M bertepatan (4-5 Ramadhan 1440 H), STAI Nahdlatul wathan  Samawa kedatangan “Tamu” istimewa. Tamu istimewa tersebut tidak lain adalah para asesor yang ditugaskan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi di Indonesia. Asesor tersebut merupakan orang-orang pilihan dari Perguruan Tinggi bereputasi di Indonesia, dengan salah satu syaratnya adalah mereka pernah menjadi pengelola/pejabat struktural di Program Studi atau Fakultas yang terakreditasi A.

Beberapa bulan sebelumnya, yaitu sekitar Bulan April, Prodi PAI mendapat “surat cinta” untuk segera merampungkan berbagai dokumen akreditasi yang akan dikirim ke BAN-PT untuk direview kelayakan visitasinya.
dalam kondisi obyektif pun setiap asesor tentu memiliki perspektif yang berbeda dalam menilai suatu Prodi. Alangkah fair jika yang dinilai adalah bukan kondisi Prodi itu saat divisit melainkan apa yang sudah dicapai oleh Prodi dalam jangka waktu 5 tahun terakhir. Mungkin bisa dikatakan, penilaian dilakukan dengan membandingkan kondisi Prodi sekarang dengan kondisi Prodi sebelumnya, bukan dengan membandingkan kondisi prodi saat ini dengan kondisi Prodi yang ideal seharusnya. Meskipun penilaian tidak bisa sepenuhnya seperti itu, setidaknya bisa dijadikan salah satu unsur penilaian.

Asesor yang berasal dari Prodi dan Perguruan Tinggi mapan tentu masing-masing membawa memori dan kesan yang ideal tentang Prodi tempatnya bertugas (homebaseasesor). Kesan tentang kondisi ideal itu akan dibawa masuk pada suatu kondisi yang (biasanya) jauh dari ideal saat visitasi. Untuk melakukan verifikasi biasanya Prodi akan diminta memberikan dokumen-dokumen dan bukti fisik. Bila Prodi tidak dapat memberikan dokumen yang dimaksud, maka asesor seyogyanya bertanya, “mengapa tidak dibuat? Apa hambatannya? Maka begini solusinya..”.
Dalam pembinaan yang baik, diskusi dan keterbukaan harusnya menjadi poin utama, bukannya menutup-nutupi kekurangan yang dimiliki Prodi dan hanya semata-mata berusaha memberikan kesan baik pada asesor, seperti yang selama ini terjadi.        Berbagai hal yang disampaikan di atas merupakan harapan terhadap peran pembinaan Program Studi, khususnya oleh BAN-PT. kaprodi PAI mengharapkan bahwa 5 tahun yang akan datang, tidak lagi merasa galau saat menyelesaikan Borang ataupun saat mendengar berita akan divisitasi pada H-5.

Masukan yang diterima oleh Prodi sangat banyak dan bernilai. Dan sepertinya asesor cukup banyak memahami kondisi sebuah perguruan tinggi saat ini khususnya STAI NW Samawa. Beberapa saat setelah visitasi, prodi PAI mendapat sertifikat akreditasi C. Akan tetapi hasil yang diterima saat visitasi pada tahun 2019 lalu mendapat akreditasi B. masukan dan bimbingan yang berharga cukup banyak didapatkan oleh Prodi PAI. Namun kondisi penuh tantangan yang terjadi selama rentang waktu dari visitasi sebelumnya, beserta berbagai implikasinya terhadap kinerja Prodi, nampaknya tidak menjadi pertimbangan. Pengharapan STAI NW Samawa, Khususnya Prodi PAI, 5 tahun yang akan datang. Harus menyambut secara sukacita kedatangan asesor sebagai ajang untuk mendapatkan ilmu.

Sebagaimana diutarakan oleh Ketua STAI Nahdlatul Wathan Samawa, Drs. H M Putra Akbar, M.Pd.I saat menjamu asesor, pada Bulan Mei lalu, yaitu bahwa ada  satu elemen yang luput menjadi penilaian dalam Akreditasi, yaitu komitmen atau goodwill dari para dosen dan pengelola Prodi, untuk memberikan yang terbaik kepada para stakeholder, utamanya mahasiswa, di tengah berbagai keterbatasan. Tidak banyak perguruan tinggi  yang memilikinya. Jalan panjang untuk mencapai cita-cita luhur STAI NW Samawa khususnya Prodi PAI harus tetap dilalui. Sebab Prodi PAI menyadari bahwa kelahirannya bertujuan untuk membangun peradaban yang maju dan mulia. STAI NW Samawa harus bangkit dan tegar, menunjukkan prestasi untuk bangsa dan negara.