Sumbawa Besar – Pada hari Kamis dan Jum’at tanggal 23-24 Mei 2024, Mahasiswa STAI Nahdlatul Wathan Samawa Sumbawa Besar mengikuti Pelatihan Manajemen Lembaga Dakwah Kampus (PMLDK) yang diselenggarakan oleh Forum Silaturrahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) Nusa Tenggara dengan tema Merajut Pondasi Dakwah, Mengepakkan Sayap Ukhuwah. Pelatihan tersebut bertujuan untuk melatih bagaimana cara mengatur/mengelola lembaga dakwah di masing-masing kampus. Selain itu, pelatihan tersebut juga dapat melatih mahasiswa bagaimana cara menghadapi sebuah problem yang sering timbul di setiap organisasi.

Kegiatan PMLDK tersebut di ikuti oleh semua Lembaga Dakwah Kampus (LDK) yang ada di kabupaten Sumbawa seperti LDK Kalam dari Universitas Tekhnologi Sumbawa, LDK Universitas Samawa, LDK Sekolah Tinggi Agama Islam Sumbawa dan LDK STAI Nahdlatul Wathan Samawa. Adapun kegiatan tersebut diikuti oleh 5 orang mahasiswa yang menjadi perwakilan LDK STAI Nahdlatul Wathan Samawa yaitu, Zulkifli (semester II), Hidayati (semester IV), Nurhalizah (semester IV), Masiratul Helmi (semester IV), Viny Asri Supratiwi (semester IV).

Pelaksanaan kegiatan PMLDK tersebut dilaksanakan di dua tempat yaitu pada tanggal 23 Mei 2024 bertempat di Universitas Tekhnologi Sumbawa, sedangkan pada tanggal 24 Mei 2024 dilaksanakan di SMA IT Cendekia Sumbawa. Pada hari pertama pelaksanaan kegiatan tersebut di sampaikan oleh saudara Repi S dengan materi tentang Leadership Training. Dimana beliau menyampaikan tentang “orang-orang yang gagal akan selalu mencari jalan untuk mengakhiri kesulitan, sementara orang yang sukses akan selalu menerjang kesulitan untuk menggapai kesuksesan”. Sedangkan pemateri kedua disampaikan oleh Rusmin Nurjadin, M.Pd dengan materi tentang dakwah dan ke-LDK an. Beliau menyampaikan bahwa “semua manusia itu menyukai kebenaran, karena setiap manusia pasti memiliki sifat hanif”. Sedangkan pemateri ketiga disampaikan oleh Win Ariga Manshur, M.Sc dengan meteri tentang root cause analisis. Beliau menyampaikan bahwa “manusia itu gampang mengambil sebuah kesimpulkan, dimana dari seratus problem itu ternyata hanya satu yang menjadi sebuah masalah. Oleh karena itu, yang menjadi banyaknya masalah hanya dari perspektif individu saja”.