Hotel Lombok Raya, 19 Juni 2025. Kepala Perpustakaan An-Nur dan Kepala Pusat Penjamin Mutu Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdalutul Wathan Samawa Sumbawa Besar mengikuti acara Workshop Penguatan Perpustakaan Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Nasional.

Perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan tertinggi memiliki peran strategis yang sangat vital dalam membangun sistem penjaminan mutu internal yang berkelanjutan. Hal ini menjadi fokus utama dalam diskusi mendalam yang diselenggarakan di Hotel Lombok Raya, dengan menghadirkan para ahli dan praktisi terkemuka di bidang pendidikan tinggi dan perpustakaan.

Dr. H. Ashari, S.H., M.H., Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Nusa Tenggara Barat, menekankan bahwa perguruan tinggi tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai pusat pengembangan sumber pembelajaran terbuka yang dapat diakses oleh masyarakat luas. “Transformasi digital dalam dunia pendidikan mengharuskan perguruan tinggi untuk mengembangkan sistem penjaminan mutu yang adaptif dan responsif terhadap kebutuhan zaman,” ungkap Dr. Ashari dalam paparannya.

Dalam konteks pengembangan sumber pembelajaran terbuka, perguruan tinggi memiliki tanggung jawab untuk menciptakan ekosistem pembelajaran yang inklusif dan berkelanjutan. Bapak Dr. I Gusti Lanang Bagus Eratodi, S.T., M.T. Kepala LLDIKTI Wilayah VIII menjelaskan bahwa sistem penjaminan mutu internal harus diintegrasikan dengan pengembangan konten pembelajaran digital yang berkualitas tinggi. Perguruan tinggi dituntut untuk tidak hanya menghasilkan lulusan yang kompeten, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan sumber daya pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai kalangan.

Drs. Beni Kurniadi, M.Hum., Pustakawan Ahli Utama Perpustakaan Nasional, memberikan perspektif yang sangat berharga mengenai peran perpustakaan perguruan tinggi dalam mendukung sistem penjaminan mutu internal. “Perpustakaan modern harus bertransformasi menjadi learning commons yang memfasilitasi berbagai kebutuhan pembelajaran, mulai dari akses informasi tradisional hingga pengembangan literasi digital,” tegas Beni Kurniadi. Ia menegaskan bahwa perpustakaan perguruan tinggi harus menjadi hub inovasi pembelajaran yang mendukung pencapaian standar mutu akademik.

Implementasi sistem penjaminan mutu internal memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan seluruh stakeholder perguruan tinggi. Hal ini mencakup pengembangan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan industri, peningkatan kompetensi dosen, dan penguatan infrastruktur pembelajaran. Dr. Ashari menekankan pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, industri, dan masyarakat, untuk menciptakan sinergi yang optimal dalam pengembangan sumber pembelajaran terbuka.

Dalam era Society 5.0, perguruan tinggi harus mampu mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam seluruh aspek pembelajaran. Pengembangan platform pembelajaran digital, sistem manajemen pengetahuan, dan repositori institusi menjadi komponen penting dalam mendukung aksesibilitas sumber pembelajaran. Kepala LLDIKTI Wilayah VIII menegaskan bahwa perguruan tinggi harus proaktif dalam mengadopsi teknologi terbaru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

IMG_9291

Drs. Beni Kurniadi juga menyoroti pentingnya pengembangan kompetensi literasi informasi bagi seluruh civitas akademika. “Kemampuan untuk mengakses, mengevaluasi, dan memanfaatkan informasi secara efektif menjadi kunci keberhasilan dalam implementasi sistem penjaminan mutu internal,” jelasnya. Perguruan tinggi harus menyediakan program pelatihan berkelanjutan untuk meningkatkan kemampuan literasi digital dan informasi.

Keberlanjutan pengembangan sumber pembelajaran terbuka juga memerlukan komitmen jangka panjang dari seluruh stakeholder. Dr. Ashari menekankan pentingnya alokasi sumber daya yang memadai, baik dari segi anggaran maupun sumber daya manusia, untuk mendukung implementasi sistem penjaminan mutu internal yang efektif. Perguruan tinggi harus memiliki roadmap yang jelas dalam pengembangan sumber pembelajaran terbuka yang berkelanjutan.

Menurut narasumber lain Bapak Andri Yanto, S.Sos., M.I.Kom., dosen Program Studi Perpustakaan dan Sains Informasi Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, menjelaskan bahwa perpustakaan bukan lagi tentang melayani pembaca, mengatur buku dan layanan pinjam. Perpustakan sudah seharusnya tempat pembelajaran yang sangat efektif di perguruan tinggi. Menurut Bapak Andri Yanto, Open Educational Resources (OER) merupakan revolusi dalam dunia perpustakaan modern yang mengubah paradigma akses informasi dan pembelajaran. Sebagai seorang akademisi yang berkecimpung dalam bidang literasi informasi dan kepustakawanan, beliau menekankan bahwa OER bukan sekadar kumpulan materi digital gratis, melainkan fondasi demokratisasi pengetahuan yang memungkinkan akses setara bagi seluruh lapisan masyarakat.

Perpustakaan dalam era digital harus berperan sebagai kurator dan fasilitator OER, tidak hanya sebagai penyedia koleksi tradisional. Pustakawan modern dituntut untuk memiliki kompetensi dalam mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengorganisasikan sumber-sumber pembelajaran terbuka yang berkualitas. Hal ini sejalan dengan misi perpustakaan sebagai pusat literasi informasi yang mendukung pembelajaran sepanjang hayat.

Implementasi OER dalam layanan perpustakaan memerlukan strategi komprehensif yang meliputi pengembangan koleksi digital, pelatihan staf, dan edukasi pemustaka tentang hak cipta dan lisensi terbuka. Dengan memanfaatkan OER secara optimal, perpustakaan dapat memperluas jangkauan layanannya dan berkontribusi nyata dalam mencerdaskan bangsa melalui akses pengetahuan yang terbuka dan berkelanjutan.

Diskusi di Hotel Lombok Raya ini menghasilkan kesepakatan bersama untuk memperkuat kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat dalam mengembangkan sistem penjaminan mutu internal yang berkelanjutan. Perguruan tinggi diharapkan dapat menjadi motor penggerak dalam penciptaan sumber pembelajaran terbuka yang berkualitas tinggi dan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat, sehingga berkontribusi dalam peningkatan kualitas pendidikan nasional secara menyeluruh.